This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

radio button in java

sobat kali ini saya akan share tutorial source code java yaitu radio button  ..

import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
import javax.swing.*;
class DemoRadioButton implements ItemListener {
  public JLabel label1, label2;
  public JRadioButton radioButton1, radioButton2, radioButton3;
  public ButtonGroup bg;

  public DemoRadioButton() {  
    label1 = new JLabel("IDE Java yang Anda sukai:");
    label1.setLocation(10, 10);
    label1.setSize(label1.getPreferredSize());
 
    label2 = new JLabel("Pilihan Anda: (belum ada pilihan)");
    label2.setLocation(10, 115);
    label2.setSize(label2.getPreferredSize());
  
    radioButton1 = new JRadioButton("Eclipse");
    radioButton1.setLocation(10, 25);
    radioButton1.addItemListener(this);
    radioButton1.setSize(radioButton1.getPreferredSize());
   
    radioButton2 = new JRadioButton("Netbeans");
    radioButton2.setLocation(10, 50);
    radioButton2.addItemListener(this);
    radioButton2.setSize(radioButton2.getPreferredSize());
   
    radioButton3 = new JRadioButton("JBuilder");
    radioButton3.setLocation(10, 75);
    radioButton3.addItemListener(this); 
    radioButton3.setSize(radioButton3.getPreferredSize());   
   
    // menentukan group dari semua item
    bg = new ButtonGroup();
    bg.add(radioButton1);
    bg.add(radioButton2);
    bg.add(radioButton3); 
  }

  public void createAndShowGUI() {
    JFrame.setDefaultLookAndFeelDecorated(true);
    JFrame frame = new JFrame("Demo JRadioButton");
    frame.setLayout(null);
    frame.setDefaultCloseOperation(JFrame.EXIT_ON_CLOSE);
    frame.getContentPane().add(label1);
    frame.getContentPane().add(radioButton1);
    frame.getContentPane().add(radioButton2);
    frame.getContentPane().add(radioButton3);
    frame.getContentPane().add(label2);
 
    frame.setBounds(0, 0, 300, 200);
    frame.setLocationRelativeTo(null);
    frame.setVisible(true);
  }

  public void itemStateChanged(ItemEvent event) {
    JRadioButton rb = (JRadioButton) event.getSource();
    label2.setText("Pilihan Anda: " + rb.getText());  
  }

  public static void main(String[] args) { 
    javax.swing.SwingUtilities.invokeLater(new Runnable() {
      public void run() {
        DemoRadioButton app = new DemoRadioButton();
        app.createAndShowGUI();
      }
    }); 
  }
}

Kisah Sukses Google


Dalam daftar orang terkaya di Amerika baru-baru ini, terselip dua nama yang cukup fenomenal. Masih muda, usianya baru di awal 30-an, namun kekayaannya mencapai miliaran dolar. Nama kedua orang itu adalah Larry Page dan Sergey Brin. Mereka adalah pendiri Google, situs pencari data di internet paling terkenal saat ini.

Terlepas dari jumlah kekayaan mereka, ada beberapa hal yang perlu dicontoh dari kisah sukses mereka. Satu hal yang pertama, yang disebut Sergey Brin, yang kini menjabat sebagai Presiden Teknologi Google, yakni tentang kekuatan kesederhanaan. Menurutnya, simplicity web adalah hal yang disukai penjelajah internet. Dan, Google berhasil karena menggunakan filosofi tersebut, menghadirkan web yang bukan saja mudah untuk mencari informasi, namun juga menyenangkan orang.

Kunci sukses kedua adalah integritas mereka dalam mewujudkan impiannya. Mereka rela drop out dari program doktor mereka di Stanford University untuk mengembangkan google. Mereka pun pada awalnya tidak mencari keuntungan dari proyek tersebut. Malah, kedua orang itu berangkat dari sebuah ide sederhana. Yakni, bagaimana membantu banyak orang untuk mempermudah mencari sumber informasi dan data di dunia maya. Mereka sangat yakin, ide mereka akan sangat berguna bagi banyak orang untuk mempermudah mencari data apa saja di internet.

Kunci sukses lainnya yaitu mereka tidak melupakan jasa orang-orang yang mendukung kesuksesan mereka. Larry dan Sergey sangat memerhatikan kesejahteraan SDM di Google. Kantornya yang diberi nama Googleplex dinobatkan sebagai tempat bekerja terbaik di Amerika tahun 2007 oleh majalah Fortune. Di sana suasananya sangat kekeluargaan, ada makanan gratis tiga kali sehari, ada tempat perawatan bagi bayi ibu muda, bahkan sampai kursi pijat elektronik pun tersedia. Mereka sadar, di balik sukses inovasi yang dilakukan Google, ada banyak doktor matematika dan lulusan terbaik dari berbagai universitas yang membantu mereka.

Larry dan Sergey memang tak pernah menduga Google akan sesukses sekarang. Kedua orang yang terlahir dari keluarga ilmuwan âۉ€Å“ ayah Sergey adalah doktor matematika, sedangkan Larry adalah putra almarhum doktor pertama komputer di Amerika âۉ€Å“ ini memang hanya berangkat dari sebuah masalah sederhana. Mereka berusaha memecahkan masalah tersebut, dan berbagi dengan orang lain. Namun, justru dengan kesederhanaan dan integritas mereka, mampu membuat Google saat ini menjadi mesin pencari terdepan, dikunjungi lebih dari 300 juta orang perhari. Diterjemahkan dalam 88 bahasa dengan nilai saham mencapai lebih dari 500 dolar AS per lembar, membuat sebuah kesederhanaan menjelma menjadi kekuatan yang luar biasa.

Sebuah niat mulia, meski sesederhana apapun, jika dilandasi kerja keras dan integritas yang tinggi, akan menghasilkan sesuatu yang istimewa. Hal tersebut nampak dari contoh kisah sukses Larry Page dan Sergey Brin di atas. Google yang mereka dirikan terbukti telah membantu banyak orang untuk bisa mendapatkan apa saja dari internet. Dan kini, mereka pun mendapatkan imbalan yang bahkan tak diduga mereka sebelumnya. Kesuksesan sejati memang akan terasa saat kita bisa berbagi. Dan, Larry serta Sergey membuktikannya sendiri.

Kisah Menarik di Balik Drop Out Bill Gates, Steve Jobs, Mark Ellison dan Mark Zuckerberg

Kisah Menarik di Balik Drop Out Bill Gates, Steve Jobs, Mark Ellison dan Mark Zuckerberg. Beberapa miliuner paling kaya di jagat teknologi adalah drop out alias tidak pernah menyelesaikan kuliahnya. Meski berisiko tinggi, mereka bersedia menempuhnya dan akhirnya sukses besar.



Nama-nama seperti Bill Gates, Steve Jobs, Mark Ellison dan Mark Zuckerberg tidak menyelesaikan pendidikannya di kampus. Namun mereka berhasil mengembangkan perusahaan masing-masing menuju kejayaan.

Bagaimana kisah drop out mereka dari kampus masing-masing dan apakah mereka menyesal?

Bill Gates

Gates  pernah diberi gelar manusia drop out paling kaya sedunia. Ya, Gates tidak pernah menyelesaikan kuliahnya di Universitas Harvard, salah satu universitas paling bergengsi di dunia.

"Sungguh sebuah keputusan yang berat dan saya tahu orang tua juga mengkhawatirkannya. Dan meskipun saya tidak akan pernah mendorong orang lain untuk drop out sekolah, bagi saya pilihan tersebut memang tepat," ucap Bill Gates suatu ketika.

Namun Gates pernah menyatakan penyesalan tidak sempat menyelesaikan kuliahnya. Dia pun meminta agar para mahasiswa tidak mengikuti jejaknya.

"Saya kira drop out kuliah bukan ide yang bagus. Saya senang bisa menempuh kuliah meski hanya dua setengah tahun. Saya melengkapi beberapa kuliah dengan kursus online," kata Gates dalam sebuah pidato di Universitas Chicago.

Dengan bercanda, Bill Gates menilai bahwa ia menghemat uang ayahnya dengan drop out kuliah. "Ayah membayar semuanya, jadi saya membuatnya menghemat uang," katanya.

"Ketika saya akhirnya drop out, saya berkata pada ayah bahwa saya akan kembali ke kampus. Jadi beberapa kali saya pun melakukannya," kata Gates yang sering berkunjung ke berbagai kampus untuk memberi motivasi.

Steve Jobs

Steve Jobs adalah mahasiswa gagal. Dia tidak pernah menyelesaikan kuliahnya. Namun meski mengalami masa-masa susah kala memutuskan drop out, Jobs menyatakan keluar dari kuliah adalah salah satu keputusan terbaiknya.

Tahun 1972, Jobs masuk kuliah di Reed College di Portland, Oregon. Dia memutuskan drop out setelah baru 6 bulan kuliah. Jobs merasa tidak cocok dan tidak mau menghamburkan uang orang tua untuk ongkos kuliah.

"Aku secara naif memilih universitas yang ongkosnya hampir semahal Stanford dan semua tabungan orang tua dihabiskan untuk biayanya. Setelah 6 bulan, aku tak bisa melihat manfaatnya. Aku tak punya ide apa yang ingin kulakukan dengan hidupku dan bagaimana universitas akan membantu menemukannya. Aku menghabiskan semua uang yang ditabung orang tua selama hidup mereka," kata Jobs dalam pidato upacara wisuda di Stanford University tahun 2005.

"Jadi aku putuskan drop out dan percaya semuanya akan baik-baik saja. Cukup menakutkan waktu itu, namun ketika melihat ke belakang itu adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah kubuat," ucapnya.

Jobs mengenang bahwa sesudah drop out adalah masa-masa susah. Jobs terpaksa menggelandang karena tak punya kamar. Ia tidur di lantai kos temannya. Dia menjual botol minuman untuk mendapat uang agar bisa makan. Namun Jobs mengaku menikmatinya.

Sesudah DO, perjalanan hidup Jobs berliku-liku. Dia pernah ditendang dari Apple tahun 1984. Padahal, Apple adalah perusahaan yang didirikannya bersama Steve Wozniak. Namun ia kembali sukses dengan menjadikan studio film Pixar bertaji di industri film animasi. Dia kembali pada Apple tahun 1997, lalu menjadikannya begitu jaya.

Mark Zuckerberg

Sama seperti Bill Gates, Zuckerberg kuliah di Universitas Harvard, salah satu perguruan tinggi paling bergengsi. Dan demi mengembangkan Facebook, dia pun nekat hengkang pada tahun 2004.

Saat itu, Facebook sama sekali belum dikenal. Namun dalam waktu singkat, situs ini menuai popularitas hingga kini menjadi yang terpopuler di dunia.

November 2011, Zuckerberg kembali ke Universitas Harvard. Bukan dalam rangka kuliah tetapi mencari talenta-talenta berbakat di sana untuk dipekerjakan di Facebook. Ia pun disambut meriah.

"Hanya sedikit bintang rock di dunia TI yang diketahui namanya di seluruh dunia. Dia sungguh masuk dalam kategori itu," sebut David Malan, profesor sains di Harvard.

Zuckerberg mengaku sudah lama diprediksi akan drop out. "Orang-orang berpikir aku akan dorp out sekolah lama sebelum aku akhirnya melakukannya," kata Zuck belum lama ini.

Zuck mengaku sebenarnya ingin menyelesaikan kuliahnya. Namun akhirnya dia memilih fokus mengembangkan Facebook setelah berkeliling di San Francisco, wilayah di mana banyak perusahaan teknologi berdiri. Dia ingin Facebook menjadi perusahaan besar.

Larry Ellison

Larry Ellison adalah pendiri Oracle, perusahaan software enterprise terkemuka di duia. Dia pun menjadi salah satu orang terkaya di dunia teknologi.

Larry Ellison drop out dari University of Illinois. Ia kemudian mencoba kuliah lagi di University of Chicago. Namun lagi-lagi, dia keluar setelah menempuh hanya satu semester.

Dia kemudian bekerja sebagai programmer freelance. Dan kemudian memutuskan tidak menyeesaikan kuliah sebelum akhirnya mendirikan Oracle.

"Aku bisa menulis program komputer dengan sangat cepat. Aku menghasilnya cukup banyak uang dan aku hanya perlu bekerja sebentar dalam seminggu," katanya.

"Itu adalah pekerjaan mudah dan menyenangkan. Dan tidak ada yang peduli apakah Anda sarjana ataukah tidak," tambahnya.

Kisah Sukses Mark Zuckerberg


Sejak muda sudah keranjingan komputer. Kini jadi anak muda terkaya. Inilah kisah perjalanan hidupnya menuju sukses.Ketika di Harvard sempat jadi pemberontak dengan membuka website data mahasiswa, ia pun diperkarakan. Lalu Facebook yang dibuatnya menggoncangkan dunia dan membawanya menjadi anak muda terkaya di dunia. 

Zuckerberg baru akan genap berusia 24 tahun pada Mei ini. Ia tak menyelesaikan kuliah di Harvard University tetapi berhasil membangun Facebook yang membuatnya mengumpulkan kekayaan sampai Rp 13,5 triliun. Siapapun akan menyebutnya luar biasa. “Dia adalah billionaire termuda di dunia saat ini, dan kami yakin ia adalah billionaire ter muda sepanjang sejarah yang mengumpulkan sendiri kekayaannya,” ujar Matthew Miller, associate editor Majalah Forbes.

Awalnya Direktori Mahasiswa Zuckerberg lahir di kawasan bernama Dobbs Ferry, Westchester County, kota New York. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara dari orang tua pasangan dokter gigi – psikiater. Sejak kecil Zuckerberg suka mengu tak-atik komputer, mencoba berbagai program komputer dan belajar membuatnya. Ayahnya sendiri membelikannya komputer sejak ia berusia delapan tahun.  


Di Harvard inilah Zuckerberg menemukan ide membuat buku direktori mahasiswa online karena universitasnya tak membagikan facebook (buku mahasiswa yang memuat foto dan identitas mahasiswa di universitas itu) pada mahasiswa baru sebagai ajang pertemanan di antara mereka. Namun setiap kali ia menawarkan diri membuat direktori itu, Harvard menolaknya. “Mereka mengatakan punya alasan untuk tidak mengumpulkan informasi (mahasiswa) ini,” ujar Zuckerberg kemudian.

Meski ditolak ia selalu mencari cara untuk mewujudkannya. “Saya ingin menunjukkan kalau hal itu bisa dilakukan,” lanjutnya soal kengototannya membuat direktori itu.

Proyek pertamanya adalah CourseMatch (www.coursematch.com) yang memungkinkan teman-teman sekelasnya berkomunikasi satu sama lain di website tersebut. Suatu malam di tahun kedua ia kuliah di Harvard, Zuckerberg menyabot data mahasiswa Harvard dan memasukkannya ke dalam website yang ia buat bernama Facemash. Sejumlah foto rekan mahasiswanya terpampang di situ. Tak lupa ia membubuhkan kalimat yang meminta pengunjungnya menentukan mana dari foto-foto ini yang paling “hot”. Pancingannya mengena. Dalam tempo empat jam sejak ia meluncurkan webiste itu tercatat 450 orang mengunjungi Facemash dan sebanyak 22.000 foto mereka buka. Pihak Harvard mengetahuinya dan sambungan internet pun diputus. Zuckerberg diperkarakan karena dianggap mencuri data. Anak muda berambut keriting ini pun meminta maaf kepada rekan-rekan yang fotonya masuk di Facemash. Tetapi ia tak menyesali tindakannya. “Saya kira informasi seperti itu harus tersedia (online),” ujamya.

Alih-alih kapok ia malah membuat website baru dengan nama Facebook (www.thefacebook.com). Website ini ia luncurkan pada Februari 2004. Facebook merupakan penyempurnaan dari Facemash. Sasarannya tetap sebagai tempat pertemuan sesama mahasiswa Harvard. Dalam penjelasan di website-nya sekarang disebutkan bahwa Facebook adalah suatu alat sosial untuk membantu orang berko munikasi lebih efisien dengan rekan, keluarga, atau rekan kerjanya. Facebook menawarkan navigasi yang mudah bagi para penggunanya. Setiap pemilik account punya ruang untuk memajang fotonya, teman-temannya, network, dan melakukan hal lainnya seperti bisa berkirim pesan dan lain sebagainya.

Banyaknya aplikasi yang bisa digunakan oleh anggotanya membuat Facebook digandrungi banyak orang. Konon hingga saat ini sudah lebih dari 20.000 aplikasi dimasukkan ke dalam Facebook yang bisa digunakan para anggotanya. Setidaknya 140 aplikasi baru ditambahkan ke Facebook setiap harinya dan 95% pemilik account Facebook telah menggunakan minimal satu aplikasi.

Dalam tempo empat bulan Facebook sudah bisa menjaring 30 kampus. Hingga akhir 2004 jumlah pengguna Facebook sudah mencapai satu juta.

Pengguna Facebook terus meningkat. Malah ada sejumlah orang yang tak lagi jadi mahasiswa atau yang masih di sekolah ingin bergabung. Tingginya desakan ini membuat Zuckerberg dan kawan-kawan memutuskan Facebook membuka jaringan untuk para siswa sekolah menengah (di sini SMU) pada Sep tember 2005. Tak lama kemudian mereka juga membuka jejaring para pekerja kantoran. Kesibukan yang luar biasa ini membuat Zuckerberg harus memutuskan keluar dari Harvard. “Apa yang saya inginkan sudah ada di tangan. Saya tidak ingin punya ijazah kemudian bekerja. Menurut saya, pekerjaan hanyalah untuk orang-orang yang lemah,” ujarnya pada Majalah Current.


Zuckerberg dan kawan-kawan kemudian mengembangkan Facebook lebih jauh lagi. Pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk jejaring umum dengan syarat memiliki email. Sejak itulah jumlah anggota Facebook melesat.

Saat ini jumlah anggota aktifnya mencapai 70 juta di seluruh dunia. Jejaring yang dihim­punnya mencapai enam juta jaringan (ke lompok pertemanan) meliputi 55.000 jaringan berdasarkan demografi, pekerjaan, sekolah, kolegial, dan sebagainya. Setiap harinya ada 14 juta foto di-upload (dimasukkan ke Facebook). Dan dalam hal jumlah trafik pengakses Facebook menjadi website teraktif ke-6 di dunia dan menjadi website jejaring sosial kedua terbesar versi camScore.

Jual Saham Jadi Kaya, Jumlah anggota Facebook yang jutaan or ang itu menjadi tambang emas yang meng giurkan. Zuckerberg dan kawan-kawan pun menangkap peluang bisnis yang besar. Karena itu ketika jumlah user-nya melebihi satu juta mereka menggandeng Accel Part ners, perusahaan modal ventura, untuk membiayai pengembangannya. Modal yang ditanamkan adalah US$ 12,7 juta. Ini adalah investasi kedua yang masuk ke Facebook setelah sebelumnya (Juni 2004) men­dapatkan dan dari pendiri PayPal sebesar US$ 500.000. Pembenahan pertama dengan tambahan modal itu adalah dengan meng ganti domain-nya dari www. thefacebook. corn menjadi www.facebook.com pada Agustus 2005. Setelah itu jangkauan keanggotaannya diperluas menjadi internasional. Hingga Desember 2005 jumlah anggotanya sudah mencapai 5,5 juta.

Meski jumlah user-nya meningkat tajam pada tahun 2005 disebutkan Facebook mengalami kerugian sampai US$ 3,63 juta. Facebook kemudian mendapatkan dana sebesar US$ 25 juta dari Greylock Partners dan Meritech Capi tal Partners. Dana itu digunakan untuk meluncurkan versi mobile-nya.

Pada September 2007 Microsoft melakukan pendekatan dan menawarinya membeli 5% saham senilai sekitar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta. Jika nilai itu disetujui maka nilai kapitalisasi Facebook sudah mencapai US$ 6 miliar hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 54 triliun hingga Rp 90 triliun. Namun Microsoft akhirnya mengumumkan hanya membeli 1,6% saham Facebook dengan nilai US$ 240 juta pada Oktober 2007. Transaksi ini menunjukkan nilai kapitalisasi Facebook ternyata lebih tinggi yaitu sekitar US$ 15 miliar (sekitar US$ 135 triliun).

Setelah itu sejumlah tawaran mengepung Facebook. Li Ka-shing disebut-sebut ikut menginvestasinya sekitar US$ 60 juta pada November 2007. Lalu ada berita yang menyebutkan Viacom, Yahoo, Google, dan sebagainya pun ikut menawar untuk membeli Facebook. Sejauh ini Zackerberg mengatakan Facebook tak akan dijual.

Melesatnya bisnis Facebook membuat Zackerberg menampuk kekayaan yang luar biasa. Majalah Forbes menyebutkan kekayaan Zackerberg sendiri mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun. Jangankan untuk anak seusia Zackerberg, untuk orang dewasa pun harta sebanyak itu tentu jumlah yang luar biasa besar. Maka wajar jika majalah itu menobatkannya sebagai The Youngest `Self-made’ Billionaire on the Planet.

Prestasi yang diraih Zackerberg tak benar -benar mulus. Sejumlah perkara ia dapatkan sehubungan dengan Facebook. Termasuk dari rekannya di Harvard yang menyebutkan rancangan Facebook sebenarnya tiruan dari ConnectU. Namun Zackerberg tetap bergeming bahwa Facebook merupakan hasil karyanya. Meskipun ConnectU kalah dalam persidangan pertama, perusahaan ini mendaftarkan gugatan baru pada Maret 2008.

Kontroversi juga datang dari negara-negara seperti Myanmar, Bhutan, Syria, Arab Saudi, Iran dan sebagainya yang menyebutkan kalau Facebook mempromosikan serangan terhadap otoritas pemerintahannya sehingga akses terhadap Facebook di negara tersebut ditutup.

Di tengah sejumlah kontroversi itu, nama Facebook dan Mark Zuckerberg tetap digan drungi banyak orang. Zuckerberg sendiri di tengah kepopuleran namanya dan jumlah kekayaan yang dimilikinya, ia tetap sederhana. Ia masih tinggal di apartemen sewaan dan di kamarnya hanya tersedia sebuah meja dan kursi. Kasurnya diletakkan di lantai. Kala datang ke kantornya di Palo Alto, Zuckerberg kerap berjalan kaki atau mengendarai sepeda. Tak tampak sebagai miliuner (dalam US$ dollar, tentunya) atau triliuner (dalam rupiah)

Program Upgrade PS3 ke PS4


Raksasa konsol game asal Jepang, Sony, mengumumkan program upgrade PlayStation 3 (PS3) ke PlayStation 4 (PS4). Pada konferensi Gamescom, Sony menjelaskan bahwa layanan ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan banderol lebih murah untuk beberapa judul game yang muncul di PS4.

Banderol murah ini baru bisa diperoleh apabila pengguna membeli game PS3 saat ini, yang nantinya juga akan meluncur di PS4. Misalnya, pemilik PS3 membeli game Battlefield 4. Maka, ia akan mendapatkan sebuah kode yang bisa di-redeem (tebus) melalui PlayStation Store untuk membeli versi Battlefield 4 PS4 pada saat peluncuran konsol game anyar tersebut.

Digitalspy melaporkan, ada lima judul game yang telah dikonfirmasi oleh Sony yang masuk dalam program upgrade. Kelima judul game tersebut antara lain, Watch Dogs, Assassin's Creed 4, Battlefield 4, Call of Duty: Ghosts dan NBA 2K14 (hanya di Inggris).

Untuk bisa memainkan versi game yang telah di-upgrade, kabarnya pengguna harus memasukan disc PS3 asli ke dalam PS4 setiap kali mereka hendak memainkan game baru tersebut. Melakukan upgrade game ini, pengguna dikenakan banderol USD9,99 per judul permainan. Khusus untuk NBA 2K14, pengguna di Inggris dikenakan harga 11,99 poundsterling.

Sony juga mengungkap, kode game Watch Dogs dan Assassin's Creed 4 bisa di-redeem pada 31 Januari 2014. Untuk game Battlefield 4 pada 28 Maret, sedangkan Call of Duty: Ghosts dan NBA 2K14 bisa di-redeem mulai 31 Maret 2014.

PS4 akan tersedia pada 15 November 2013 di Amerika Utara dan 29 November 2013 di Inggris. Konsol game baru ini dijual seharga USD399. Beberapa game yang muncul di PS4 antara lain Killzone: Shadow Fall, Drive Club dan Knack.

Studi:15 Persen Warga AS Tak Gunakan Internet


Percaya atau tidak, masih ada sekelompok warga yang tidak menggunakan internet di negara super canggih, Amerika Serikat.  Studi terbaru dari Pew Internet dan American Life Project menyebutkan, sekitar 15 persen orang di Amerika sama sekali bukan pengguna internet.

Berdasarkan data demografis, kebanyakan dari mereka merupakan usia lanjut. Hampir separuh dari 15 persen itu berusia di atas 65 tahun.

Kendalanya beragam. Sebanyak 34 persen dari responden menyatakan internet tidak terlalu penting bagi kehidupan mereka. Mereka menganggap internet 'buang-buang waktu'. Entah karena mereka terlalu sibuk atau benar-benar tak punya waktu luang.

Ada pula yang memang tak memiliki ketertarikan menjelajah dunia maya. Bagi mereka, melihat kepribadian orang lain melalui internet sama sekali tidak menarik. Mereka juga cenderung tak memiliki rasa penasaran yang berlebihan.

Sebanyak 19 persen dari jumlah bukan pengguna internet, menyebut fasilitas modern itu terlalu mahal untuk mereka. Kalaupun bukan koneksi internetnya yang mahal, mereka tak punya cukup uang untuk mengaksesnya melalui peralatan elektronik tertentu.

Ada pula yang beralasan kesulitan menggunakan internet. Jumlah mereka yang merasa sulit itu meningkat jauh dibandingkan tahun 2010. Kala itu, hanya satu dari lima yang merasakan kesulitan. Kini, tiga tahun kemudian, jumlahnya melonjak menjadi satu dari tiga.

Tabung Steve Jobs Ditemukan


Sebuah tabung besar berisi berbagai macam benda unik berhasil ditemukan di wilayah Aspen, Amerika Serikat. Di dalam tabung tersebut terdapat barang peninggalan mendiang Steve Jobs.

Tabung sepanjang sembilan meter dengan diameter selebar setengah meter tersebut merupakan tabung yang sengaja dipendam pada 30 tahun lalu. Tabung 'harta karun' ini merupakan ide dari para delegasi yang hadir pada Konferensi Disain Internasional di Aspen tahun 1983.

Setiap delegasi yang datang berkontribusi untuk memberikan berbagai macam barang miliknya untuk dipendam bersama barang-barang pribadi delegasi lain. Tak terkecuali sang maestro teknologi, Steve Jobs, yang turut hadir pada konferensi tersebut. Tabung ini sebenarnya diberi nama Aspen Time Tube oleh panitia konferensi, namun karena Steve Jobs menyumbangkan sebuah mouse di dalam tabung tersebut, tim mengganti namanya menjadi Steve Jobs Time Capsule.

Tak hanya mouse milik Steve Jobs, di dalam tabung tersebut juga tedapat berbagai macam barang lain yang dibungkus plastik. Seperti buku catatan, kamera Kodak Instamatic, rubik, kartu nama para delegasi, bahkan satu pak kaleng bir yang mungkin didedikasikan bagi tim penggali.

Seperti dilansir dari CNet, sebenarnya penggalian hendak dilakukan pada tahun 2000 silam. Namun tim terkendala dengan kehilangan lokasi yang tepat di mana tabung tersebut dipendam. "Terdapat puluhan barang yang dibungkus plastik dalam tabung itu. Dan saya berharap menemukan foto para delegasi tersebut, namun nyatanya tidak," kata George Wyant, salah satu tim penggali dari National Geographic.

Pada konferensi tahun 1983 itu Steve Jobs berpidato tentang masa depan teknologi dunia. Pada saat itu Jobs merekam pidatonya dan memberikan sebuah kaset rekaman pidato bagi yang mau. Namun sampai saat ini kaset itu hilang entah di mana. Pada pidatonya Jobs diyakini berbicara tentang teknologi canggih masa depan tentang jaringan nirkabel, iPad, dan bahkan Apple App Store.

Bergabung Dengan Startup Untuk Belajar Mendirikan Startup


Banyak orang yang sudah saya temui percaya bahwa satu-satunya cara untuk masuk ke dalam dunia startup teknologi adalah dengan mendirikan startup sendiri. Mereka mengikuti program inkubasi, kompetisi startup, hackaton, atau bertemu di kafe untuk mulai membuat sebuah produk. Namun, kebanyakan orang yang tertarik dengan startup kemungkinan belum memiliki sebuah ide besar. Jadi apakah anda harus bekerja keras untuk perusahaan konglomerasi besar dulu dengan harapan bahwa suatu saat anda menemukan ide brilian untuk memulai bisnis ? Anda harus lebih proaktif dari itu – anda sebaiknya bergabung dengan startup yang sudah ada!

Jika anda bergabung pada masa-masa awal sebuah startup (kurang dari 20 karyawan), anda akan memiliki peran aktif dalam pertumbuhan startup itu. Anda akan melihat sendiri bagaimana tantangan-tantangan yang dihadapi startup mulai dari pendanaan, penjualan, pengembangan bisnis, sampai dengan operasional perusahaan. Anda akan mengelilingi diri anda dengan orang-orang yang pintar dan memiliki motivasi besar, dan anda dapat belajar banyak dari kesuksesan dan kegagalan mereka. Anda dapat bertemu dengan orang-orang penting di komunitas startup dan menjalin hubungan dengan mentor dan investor.
Bahkan, bergabung dengan startup yang bagus adalah pelajaran entrepreneurship terbaik yang bisa anda dapatkan – jauh lebih baik dari mengikuti program inkubasi atau kompetisi startup. Plus, anda dibayar. Mungkin tidak sebanyak pekerjaan lama anda, tapi cukup untuk membayar tagihan anda sembari belajar mengenai startup. Ini jauh lebih rendah resikonya daripada memulai startup anda sendiri. Anda akan memiliki waktu untuk menilai tingkat resiko yang bisa anda hadapi dan menentukan apakah memulai bisnis adalah hal benar-benar yang anda inginkan.
Jadi pertanyaan selanjutnya adalah, di mana dan bagaimana anda menentukan startup untuk anda bergabung? Berikut adalah beberapa hal yang akan saya lihat :

1) Tim – faktor keputusan yang paling penting. Anda akan menghabiskan banyak waktu dengan mereka, jadi pastikan bahwa anda menyukai mereka. Saya akan memastikan bahwa para pendiri atau pimpinan tim tersebut adalah orang-orang yang dapat saya hormati dan hargai sebagai mentor.

2) Misi - jangan bergabung dengan startup hanya karena mereka diliput oleh DailySocial (Maaf Rama!), pastikan bahwa anda benar-benar percaya dengan apa yang mereka lakukan. Sama dengan poin di atas mengenai tim, anda akan menghabiskan banyak waktu anda di perusahaan ini. Apakah startup ini memberikan solusi terhadap sebuah masalah? Apakah anda bersemangat untuk memecahkan masalah tersebut? Walaupun anda tidak akan bertahan di startup itu sampai seumur hidup, anda akan menghabiskan beberapa tahun mengerjakan misi ini – jadi pastikan bahwa misi ini berharga! Meskipun tujuan utama anda adalah mempelajari bagaimana startup beroperasi, anda akan belajar lebih banyak jika anda menyukai pekerjaan anda!

3) Pendanaan - metode penilaian ini bukan tanpa cacat karena beberapa startup yang mengagumkan tidak memiliki atau memerlukan pendanaan, namun apabila investor mau untuk menaruh uang mereka di perusahaan ini, maka perusahaan ini paling tidak harus memiliki kualitas tim dan rencana bisnis yang baik. Jika anda mengenal seseorang di sebuah VC, anda mungkin bisa menghubungi mereka untuk mencari pekerjaan di salah satu portofolio perusahaan mereka.  Hal ini akan membantu anda untuk membangun hubungan awal dengan VC sehingga anda dapat menelpon mereka ketika anda siap untuk memulai startup sendiri.
Bagaimana dengan peran anda? Sheryl Sandberg, COO Facebook, berbicara pada perayaan kelulusan di universitas saya beberapa bulan yang lalu, dan salah satu nasehat yang dia berikan pada lulusan-lulusan baru dari HBS adalah jangan khawatir mengenai peran anda. “If you are offered a seat on a rocket-ship, just get on it”. Pada startup yang tepat, perusahaan akan tumbuh dan demikian juga dengan peran anda selama anda memiliki kemampuan.
Anda berada di sebuah roket, belajar bagaimana roket ini beroperasi, dan suatu hari anda dapat menggunakan pengalaman yang anda dapat untuk mengemudikan roket anda sendiri. Semoga sukses!

Belajar membuat Startup

Terilhami dari banyak kisah sukses bertebaran mengenai starup yang sukses, saya bersama rekan James KS (the best engineer that I’ve met) sekarang sedang merancang sebuah product yang kedepannya diharapkan sesukses cerita teman-teman kita lainnya.
Beberapa lama berpikir didapatlah sebuah ide untuk membuat produk yang ditargetkan untuk UKM di Indonesia yang saya yakin bisa membantu banyak pengusaha kecil di Indonesia untuk bisa digitlize bisnis mereka agar bisa mendapatkan efisiensi waktu maupun investasi.
Sampai saat ini product yang direncanakan launch pada tahun depan sudah sampai tahap beta testing dan harapan sih bisa tepat waktu hehehe.
Perpaduan antara online marketing dan technical skill yang kami miliki benar-benar membantu banyak dalam proses pembuatan produk ini. Di sisi saya, saya mengetahui bagaimana suatu produk harus dipasarkan, market demography, monetizing yang tepat dan strategi penetrasi market. Dan rekanku yang lulus dari University President ini mengetahui product seperti apasih yang bisa mempunyai performa yang optimal dan mudah untuk scaling.
Selain mempunyai rekan yang bisa diandalkan, saya juga banyak dibantu oleh teman-teman yang care dalam memberikan banyak tips untuk pengembangan product. Salah satunya ialah Fiqi F  Technical Team Leader dari Gopher Indonesia yang memberikan segudang ilmu dalam membuat startup sukses di Indonesia. Yang paling saya ingat dari perkataan Fiqi ialah
  1. Problem solving : Dalam membuat sebuah startup sukses Fiqi menyampaikan kalau lebih baik product yang kita bangun ialah product yang banyak membantu masyarakat luas artinya bukan hanya membantu permasalahan orang yang sudah internet literate namun masyarakat awampun benar-benar bisa memanfaatkan product kita.
  2. Target local area : Sebelum berpikir jauh untuk bisa digunakan orang secara mass. Kita bisa coba testing kepada orang-orang disekitar untuk menggunakan product kita, tentunya berikan yang terbaik untuk mereka. Pada saat orang disekitar kita terbantu maka kita tidak perlu banyak promosi untuk mendapatkan exposure product karena the power word of mouth akan secara otomatis memberikan new costumer.
  3. Give & Take : Yang ini yang paling saya setuju dengan perkataan Fiqi. Jangan pernah membuat costumer kita membayar/mengeluarkan uang untuk mendapatkan product kita. Monetizing yang Fiqi sarankan ialah bisa dengan menjual API, monetizing third party dan akuisisi product.
Dari beberapa point yang saya sebut diatas, no 3 merupakan point yang paling saya suka karena memang begitulah cara pemain-pemain besar mengelola bisnisnya. Sebut saja Facebook menurut data yang didapatkan dari media online Forbes, dalam quarter awal tahun 2012 Facebook bisa mendapatkan profit sebesar $1.058 billion. Dari mana sih profit datang? 100% comes from companies that promote their business on FB and Internet Marketers which is us. Monetizing Facebook bukanlah dari charging member namun seperti yang saya catat diatas yaitu monetizing from third party, monetizing third party inipun bukan hanya dilakukan Facebook namun POF dan most of Google products menerapkan teknik yang sama dan hasilnya teman-teman bisa lihat sendiri.
Mungkin posting kali ini jauh dari topic yang biasanya saya bahas cuman yah itung-itung ngelatih nulis lah dan sharing awesome knowledge dengan teman-teman. Keep building and motivating.