Software Bajakan: Dilema Antara Dosa, Etika dan Realita

Tidak terasa ternyata blog ini sudah lama tidak update tulisan. Si empunya blog pun juga tidak banyak melakukan blogwalking. Yah, kesibukan baru di bulan Ramadhan terkadang membuat saya dan kawan-kawan sudah cukup capek di malam hari dan tidak lagi mampu berpikir untuk mengupdate postingan. Ok, cukup sekian chit-chat-nya. Kali ini kita akan membahas tentang software bajakan dari beberapa tinjauan yang seperti kebiasaan blog ini, disajikan dalam gaya yang obyektif.

Dilema software bajakan

Statistik menunjukkan sebagian besar komputer di Indonesia menggunakan software bajakan. Baik itu penuh maupun sebagian. Bajakan penuh maksudnya mulai dari sistem operasi dan aplikasinya semua bajakan. Sedangkan bajakan sebagian adalah sistem operasinya legal, namun beberapa aplikasi ada yang bajakan. Jujur, saya termasuk dalam kelompok kedua. Saya menggunakan Windows 7 Ultimate original namun masih menggunakan Microsoft Office 2007 bajakan. Saya dan sebagian dari pengguna, bahkan mungkin anda pasti mengalami dilema. Rasanya tidak nyaman menggunakan software bajakan, namun jika harus membeli sampai ratusan dolar kita tidak mampu.
Software Bajakan
Dalam agama Islam sudah dijelaskan bahwa software bajakan itu jelas melanggar ajaran agama, seperti yang difatwakan Majelis Ulama Indonesia pada SK No. 1/MUNAS VII/MUI/15/2005. Jujur, saya percaya penuh kepada MUI sebagai punggawa ulama di Indonesia dengan patokan bahwa mereka lebih berilmu daripada saya dalam masalah agama dan juga argumen yang digunakan dalam keputusan tersebut sangat logis. Kita dianggap telah mengambil hak orang lain secara batil. Hak bukan berarti benda yang nyata saja, tapi bisa juga berupa hasil karya, buah pikiran dari otak seseorang. Kita telah melanggar hak orang lain, dimana dalam pembuatan software yang kita bajak tersebut mereka mencurahkan pikiran, tenaga dan finansial yang tidak sedikit. Jika dipikir menggunakan akal sehat berdasarkan etika dan moral dengan menempatkan kita sebagai pembuat software yang dibajak, rasanya pasti akan sakit hati melihat karya kita digunakan tanpa ijin bahkan untuk menghasilkan uang yang jumlahnya bisa berkali lipat dari harga pembelian lisensi software tersebut.

Insya Allah pasti ada jalan.

Setiap masalah pasti ada jalan, asalkan orangnya mau berusaha untuk mencari jalan tersebut. Problem dilema kita dapat sedikit diatasi dengan metode berikut:
  • Gunakan Linux sebagai sistem operasi.
    Kita bisa menggunakan sistem operasi gratis dengan lisensi GNU ini sebagai alternatif. Jika memang ada software yang tidak tersedia, gunakan saja dual boot. Setidaknya meminimalisasi pemakaian software bajakan. Lebih baik beberapa baik dan sedikit buruk daripada buruk semua, kan?
  • Gunakan free software.
    Anda bisa semaksimal mungkin mencari software-software yang memang didistribusikan secara bebas. Maksudnya benar-benar bebas, tertulis di lisensinya adalah FREE.
  • Berkelompok dan bernegosiasi dengan vendor software.
    Ini yang belum banyak dilakukan oleh orang Indonesia. Jika saja kita bisa bersatu dalam satu wadah dan meminta harga khusus, vendor software seperti Microsoft pasti mendengarkan kita. Lebih baik mereka mendapatkan uang dalam jumlah lebih sedikit, daripada tidak sama sekali, bukan?
Dua dari tiga solusi ini dapat diterapkan saat ini juga, saat anda selesai membaca tulisan ini. Sedangkan solusi yang ketiga, sebenarnya bisa dilakukan asalkan kita kompak. Memang sih, terlalu ideal namun bukan sesuatu yang mustahil. Bagimana menurut anda?
Sumber gambar oleh GooTekno

1 comments: