Ilustrasi (Foto: CNET)
Dilansir dari GadgetNdtv, Minggu (9/9/2012), Google mengatakan pada Januari 2010, ia dan 20 perusahaan lainya menjadi korban serangan cyber canggih yang kemudian dijuluki Aurora. Akibat serangan tersebut data-data milik perusahaan berhasil diretas oleh para hacker yang berasal dari China.
Meskipun tidak secara terbuka teridentifikasi, insiden tersebut meningkatkan ketegangan Antara Washington dan Beijing, terlebih banyak data yang menunjukan serangan terhadap lembaga AS berasal dari China.
"Itu menjadi berita besar pada saat itu, tapi apa yang orang tidak sadari adalah bahwa hal ini terjadi secara terus-menerus. Mereka (hacker) belum pergi dan kami berharap mereka pergi," kata seorang manajer di kelompok riset Symantec Eric Hien.
Symantec mengatakan pada Jumat lalu, hacker belakangan menjalankan "Operation Aurora" untuk mencuri data kekayaan intelektual seperti desain dokumen dari kontraktor keamanan pertahanan dan beberapa pihak pemasok, termasuk pengiriman, aeronautika, energi, manufaktur, rekayasa, dan perusahaan elektronik.
0 comments:
Post a Comment