Sobat masih ingat tablet Akash yang harganya Rp 300 ribuan dari India seperti gambar di bawah ini?
Sepertinya mustahil jika di Indonesia ada benda bernilai teknologi tinggi dengan harga semurah itu. Tapi bukan berarti tidak mungkin bukan? Ya, benar saja karena baru-baru ini Indian Institute of Technology (IIT) Rajasthan siap membantu Indonesia memproduksi komputer tablet murah seharga 35 dollar AS dengan menyediakan bantuan teknis hingga pengembangan produksi.
Siaran pers dari KBRI New Delhi menyebutkan, Ketua Tim Pengembang tablet "Aakhaas", Prof S Yadav, yang didampingi penjabat Direktur IIT Rajasthan Prof B Ravindra, menyampaikan kesediaan itu kepada Dubes RI untuk India, Letnan Jenderal TNI (Purn) Andi M Ghalib, dalam kunjungannya ke IIT Rajasthan, Jodhpur, India, Rabu (1/2/2012).
IIT Rajahstan India baru-baru ini menghebohkan jagat informasi teknologi dunia dengan memproduksi komputer tablet termurah seharga 35 dollar AS (sekitar Rp 315.000). Prof Yadav menjelaskan bahwa kunci murahnya komputer tablet itu sederhana.
"Pertama, komponen harus dipilih yang murah tanpa mengorbankan mutu," katanya. "Kedua, proses produksi harus dioptimalkan, dengan mempertimbangkan aspek lokasi, upah buruh dan distribusi.
Yang penting lagi, lanjut dia, adalah jumlah produksi yang harus mencapai jumlah massal sehingga skala ekonominya bisa dicapai.
Pemerintah India melalui Kementerian Pengembangan Sumber Daya Manusia (Kementerian Pendidikan) telah menargetkan untuk membagi tablet tersebut kepada 18.000 sekolah di seluruh India, sehingga jumlah produksinya lebih dari cukup untuk bisa menekan harga.
Tablet "Aakaash" ini telah dikembangkan lebih jauh, seperti ditunjukkan dalam kunjungan tersebut. Kalau versi pertama prosesornya hanya 300 MHz, sehingga lambat untuk pemutaran video, maka sekarang telah ditingkatkan hingga 1,2 GHz sehingga kinerjanya jauh lebih baik.
"Memang harganya menjadi 60 dollar," ujar Prof Yadav.
Dalam kunjungan itu Dubes Andi M Ghalib yang didampingi Atase Pendidikan KBRI New Delhi Dr Son Kuswadi itu menyambut baik tawaran tersebut dan akan mengajak beberapa universitas di Indonesia untuk menyambut tawaran itu.
Selain itu, Dubes RI akan mengusulkan kepada Mendikbud untuk mengadakan program serupa di Indonesia, dengan menggandeng IIT Rajasthan ini yang telah bersedia memberikan bantuan teknisnya.
Kunjungan itu juga bertujuan untuk melihat secara langsung bagaimana IIT Rajasthan yang baru dibangun 2008 telah berkembang begitu cepat.
Dubes Andi M Ghalib sangat terkesan atas konsep pengembangan IIT, yang tidak sekadar hanya memakai pendekatan konvensional.
"Mengingat kita akan membangun dua institut teknologi baru di Kalimantan dan Sumatera, maka kita akan ajak para perancangnya untuk melakukan benchmarking ke Tanah Air," kata Ghalib.
Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS) telah ditunjuk pemerintah untuk mengembangkan institut teknologi masing-masing di Sumatera dan Kalimantan.
0 comments:
Post a Comment